Resume Penyakit Rubela (Campak Jerman)

Rubela, dikenal juga dengan Campak Jerman adalah campak 3 hari yang disebabkan oleh virus rubela yang termasuk dalam genus Rubivirus genus dari famili Togaviridae. Rubela sudah jarang ditemukan di Amerika karena hampir semua anak sudah menerima vaksinasi untuk mencegah penyakit pada awl kehidupannya. Namun, ada juga kasus Rubela yang ditemukan pada dewasa yang lahir bukan di Amerika dan tidak mendapatkan imunisasi MMR. Masih banyak kasus Rubela ini di beberapa belahan dunia. Prevalensi Rubela perlu Anda ketahui sebelum bepergian ke luar negri, apalagi jika Anda sedang hamil.

Sebagian besar infeksi campak jerman saat ini muncul pada mereka yang masih muda, orang dewasa yang tidak diimunisasi dan pada anak-anak. Bahkan, para ahli memperkirakan bahwa 10% orang dewasa muda saat ini rentan terhadap rubella, yang bisa menimbulkan bahaya bagi anak-anak mereka mungkin suatu hari nanti.

Gejala Rubela

Hampir separuh dari orang dewasa yang terinfeksi tidak bergejala. Gejala dan tingkat keparahan bervariasi tergantung usia. Singkatnya, infeksi pada anak kecil dikarakteristikkan dengan gejala tidak khas seperti demam, pembengkakkan kelenjar di bawah tengkuk, dan kemerahan ringan pada kulit, sebaliknya pada anak yang lebih tua remaja dan dewasa, Rubela menjadi lebih sulit karena nyeri sendi, radang sendi dan purpura trombositopenik (perdarahan). Kasus jarang radang otak karena Rubela pernah ditemukan di anak- anak.

  • Pada awalnya, beberapa orang mengelami lemah badan, demam ringan, nyeri kepala, mata merah sebelum munculnya bintik- bintik di badan. Gejala prodromal ini lebih terlihat pada dewasa daripada anak.
  • Pembengkakan yang nyeri mungkin terjadi di belakang leher dapat berlangsung beberapa minggu
  • Munculnya lesi di kulit berwarna merah muda hingga merah yang pada awalnya bintik satu satu namun lama kelamaan menjadi menyatu. Lesi kulit ini diawali dari wajah kemudian turun ke badan
  • Kemerahan di badan ini tidak gatal, namun meninggalkan bekas kehitaman di kulit
  • Wanita dewasa yang terinfeksi rubella bisa mengalami nyeri sendi beberapa hari hingga beberapa minggu setelah infeksi, nyeri sendi di tangan, pergelangan dan lutut.

Komplikasi berat dari Rubela adalah efek teratogenik jika Rubela ini mengenai wanita hamil, terutama di minggu awal kehamilannya. Virus ini dapat ditransmisikan ke janin melalui plasenta dan menyebabkan kecacatan janin, aborsi dan kematian janin segera setelah dilahirkan.

Perjalanan Penyakit Rubella

Postnatal Rubella

Portal masuknya virus Rubela ini adalah sel epitel dari nasofaring. Virus ini disebarkan melalui partikel aerosol dari saluran napasnya orang yang sudah terinfeksi. Virus Rumela menempel dan menginvasi sel epitel saluran nafas. Kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan kelenjar getah bening regional dan distal dan bereplikasi di sistem retikuloendotelial. Lalu diikuti dengan viremia yang terjadi  6-20 hari setelah infeksi. Selama fase viremia ini, virus rubeladapat ditemukan di beberapa bagian tubuh, ermasuk kelenjar getah bening, urine, cairan otak, cairan mata, ASI, cairan sendi, paru-paru. Puncaknya viremia terjadi sesaat sebelum munculnya lesi kulit dan mulai menghilang dari darah saat lesi tersebut mulai hilang.

Congenital Rubella Syndrome

Ibu hamil yang terinfeksi Rubela pada trimester partamanya atau trimester terakhir, 90 persen dari bayinya akan mengalami kecacatan tunggal atau multiple :

  • Tumbuh kembang terhambat
  • Katarak
  • Tuli – kelainan paling banyak sebagai defek tunggal.
  • Gangguan jantung bawaan
  • Gagal organ tubuh lainnya
  • Retardasi mental

Bayi yang lahir dengan CRS ini harus diisolasi minimal 1 tahun karena bisa menularkan pada orang yang belum diimunisasi dan yang mengasuh bayi ini pun harus dicatat karena dikhawatirkan sudah tertular rubella sehingga menjadi karier untuk penularan kepada orang lain di sekitarnya. Bahan yang menjadi media penularannya adalah urine, cairan hidung dan ludah.

Penularan Rubela

Rubela menular dari orang satu ke orang lainnya. Rubela dapat menyebar dari bersin atau batuknya orang yang terinfeksi rubela atau melalui kontak langsung dengan cairan atau dahak orang yang terinfeksi. Juga dapat menular dari ibu ke bayinya melalui jalur plasebta. Pasien dengan rubela dapat menularkan penyakit tersebut ke orang lain 10 hari sebelum munculnya lesi kulit sampai 1 – 2 minggu setelah lesi kulit hilang. Pasien yang terinfeksi Rubela dapat menularkan rubela ini sebelum dia menyadari bahwa dia sendiri pun terkena rubela.

Fakta mengenai Rubela

  • Rubela bukan sesuatu yang sangat membahayakan bagi orang yang terkena, biasanya ringan gejalanya.
  • Infeksi Rubela pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada janin yang dikenal dengan nama Congenital Rubella Syndrome (CRS) – Sindroma Rubela Kongenital.
  • Di seluruh dunia, diperkirakan 110.000 bayi lahir dengan CRS tiap tahun
  • Tidak ada pengobatan spesifik untuk rubela namun bisa dicegah dnegan vaksinasi.

Author Info

Klinik

No Comments

Comments are closed.

× Anda Butuh Bantuan?