Mengenali Japanese Encephalitis Lebih Dekat

Di Indonesia penyakit Japanese Encephalitis masih kalah “popular” dengan penyakit-penyakit asing lainnya, sebut saja seperti Meningitis. Apakah sebenarnya Japanese Encephalitis benar-benar berbahaya?

mengenal japanese encephalitisJapanese Encephalitis merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan melalui hewan kepada manusia melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, dan juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia.

Di Indonesia, kasus penyakit ini pertama kali terkuak secara umum pada tahun 1960.  Japanese Encephalitis banyak dilaporkan  terjadi di daerah Bali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan disebutkan bahwa  bahwa identifikasi kasus encephalitis dirumah sakit di Bali antara tahun 2001-2004 menemukan 163 kasus encephalitis dan 94 diantranya mengarah pada kasus Japanese Encephalitis. Selain itu, kasus JE pada manusia juga dilaporkan di beberapa daerah yaitu di Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggra Timur dan Papua.

Penyakit ini dapat mengenai segala usia tetapi umumnya lebih sering menyerang anak-anak. Tidak semua manusia yang digigit nyamuk culex berkembang menjadi encephalitis. Masa tunas (inkubasi) penyakit JE rata-rata 4 – 14 hari. Gejala kliniknya bisa bervariasi tergantung dari berat ringannya kelainan susunan saraf pusat, umur penderita dan lain-lain.

Perjalanan penyakit JE dibedakan menjadi 3 stadium. Pertama, stadium prodromal yang berlangsung  selama 2 – 4 hari. Ditandai dengan panas yang mendadak, sakit kepala berat yang terkadang disertai keluhan mual dan muntah. Selanjutnya stadium akut selama 4 – 7 hari. Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Akan terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher. Pada kasus yang lebih kronis kemungkinan dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar). Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik.

Bila penyakit berat dan berlangsung lama dapat terjadi gejala sisa seperti gangguan mental berupa emosi tidak stabil, lambat berbicara, perubahan kepribadian dan lumpuh pada beberapa bagian tubuh.

Lalu bagaimana dengan penanganannya agar terhindar dari penyakit JE? Pencegahan JE ditujukan pada manusia, nyamuk, serta reservoir-nya. Pada manusia dapat dilakukan dengan menghindarkan diri dari gigitan nyamuk culex. Nyamuk ini menggigit manusia menjelang malam hari pada malam hari hingga keesokan harinya, sehingga disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan kelambu bila tidur. Dapat juga mempergunakan repellen dalam bentuk cairan/krim atau memakai obat pembasmi nyamuk dalam bentuk gulungan yang menghasilkan asap.

Vaksin Japanese Encephalitis yang sudah dipatenkan telah tersedia untuk melindungi manusia dari Japanese Encephalitis. IXIARO telah disetujui pada Maret 2009 untuk digunakan pada orang dewasa, mereka yang berusia 17 tahun ke atas kini mendapatkan proteksi dari IXIARO . Sejak Mei 2013 dapat  digunakan pada anak-anak berusia 2 bulan -16 tahun.  IXIARO diberikan sebagai rangkaian dua dosis , dengan dosis yamg berjarak 28 hari . Untuk mereka yang berusia 17 tahun keatas , dosis penguat dapat diberikan jika seseorang telah menerima melakukan vaksinasi kedua dosis  setahun sebelumnya. Hingga saat ini studi sedang dilakukan untuk dosis penguat untuk anak-anak.

Vaksin Japanese Encephalitis direkomendasikan bagi wisatawan yang berencana untuk menghabiskan 1 bulan atau lebih di daerah endemik selama Japanese Encephalitis musim penularan virus . Ini termasuk wisatawan jangka panjang , pelancong berulang , atau ekspatriat yang akan berbasis di daerah perkotaan tetapi mungkin untuk mengunjungi daerah-daerah pedesaan atau pertanian endemik selama periode berisiko tinggi penularan virus JE. Dosis terakhir harus diberikan minimal 1 minggu sebelum perjalanan ke luar negeri.

 

Author Info

Klinik

No Comments

Comments are closed.

× Anda Butuh Bantuan?