Tifoid atau tifus memang bukan penyakit yang asing terutama bagi Anda yang tinggal di daerah Indonesia. Tifoid atau tifus merupakan bakteri infeksi bakteri golongan Rickettsiaceae yang banyak ditularkan dari tikus dan kutu. Asal usul infeksi ini banyak ditemukan di Eropa Timur dan Timur Tengah. Sedangkan demam tifoid, merupakan infeksi akibat bakteri Salmonella typhii, yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman.
Lalu bagaimana dengan siklus penyakit ini terjadi? Dalam saluran pencernaan, bakteri Salmonella harus melewati dulu serangkaian pertahanan tubuh, seperti asam lambung dan garam empedu. Jika sudah berada di usus halus, bakteri ini akan masuk ke dalam sistem kelenjar getah bening setempat (plak peyer), kemudian menyebar ke seluruh tubuh bersama aliran darah dan getah bening. Khususnya menuju hati, limpa, dan sumsum tulang, lalu berkembang di dalam organ-organ tersebut.
Penyakit tifoid sebenarnya cukup berbahaya jika tidak segera mendapatkan perawatan yang memadai. Pasalnya tifoid sulit dikenali karena gejala-gejala penyakit ini kerap kali disepelekan sebagai penyakit ringan. Penyakit tifoid dikenali dengan gejala-gejala seperti demam tinggi (hingga 39o-40oC), tubuh menggigil, denyut jantung lemah, badan lemah, sakit kepala yang hebat (terutama di malam hari), nyeri otot myalgia, kehilangan nafsu makan, dan sakit perut.
Pertanyaan yang banyak bermunculan bagaimana mencegah penyakit ini terjadi? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti mengurangi kebiasaan makan di tempat yang kurang terjaga kebersihannya. Vaksin bisa menjadi solusi Anda selama untuk terhindar dari penyakit tifoid. Vaksin dapat diberikan dalam 3 dosis yang disebut seri primer. 2 Dosis pertama diberikan dengan jarak 4 minggu. Dosis ketiga 6-12 bulan setelah dosis kedua.
No Comments