Penyandang HIV atau orang-orang yang immunocompromised ( yang imunitasnya lemah karena kondisi tertentu seperti misalnya, penerima transplantasi organ), tidak dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi BCG (vaksin untuk penyakit tuberculossis). Karenanya penting untuk kita mengantisipasi kondisi ini dengan mengetahui cara-cara untuk merawat TB, khususnya bagi penyandang HIV yang menderita penyakit TB atau yang memiliki infeksi TB laten (yang gejalanya belum terlihat).
Meskipun terdapat informasi-informasi pada artikel ini, kami ingatkan untuk selalu berkonsultasi kepada dokter Anda untuk mendapatkan perawatan yang lebih personal.
Infeksi TB Laten dan HIV
Seseorang dengan infeksi TB laten dan HIV sangat mungkin terjangkit penyakit TB dibandingkan seseorang yang memiliki infeksi TB laten tanpa HIV.
Rekomendasi perawatan untuk infeksi TB laten pada orang dewasa yang terinfeksi HIV adalah dengan pemberian dosis harian isoniazid (INH) selama 9 bulan
Penyakit TB pada Penyandang HIV
Perawatan yang direkomendasikan bagi orang dewasa dengan HIV yang juga mengidap penyakit TB adalah dengan perawatan harian selama 6 bulan yang di dalamnya termasuk :
- Fase Intensif: Pemberian intensif isoniazid (INH), rifamycin, pyrazinamide (PZA), dan ethambutol (EMB) selama 2 bulan pertama.
- Fase Lanjutan :Pemberian INH dan rifamycin lanjutan selama 4 bulan terakhir
Perlu diperhatikan bahwa sekali dalam tiap minggu, pemberian INH dan rifapentine tidak boleh diberikan pada pasien yang terinfeksi HIV
Enam bulan adalah durasi minimal perawatan TB bagi orang dewasa dengan HIV. Pada situasi tertentu dimana penyandang HIV tidak menjalani terapi antiretroviral saat mendapatkan perawatan TB, direkomendasikan untuk memperpanjang durasi perawatan TB hingga 9 bulan (memperpanjang masa fase lanjutan sampai 7 bulan). Memperpanjang masa perawatan hingga 9 bulan (dengan perpanjangan durasi pada fase lanjutan selama 7 bulan) pada pasien HIV dengan respons terapi yang terlambat, sangatlah direkomendasikan.
Terapi Anti-retroviral saat Perawatan Tuberculosis
Terapi Anti –retroviral bagi penyandang HIV harus tetap dilakukan saat melakukan perawatan untuk TBC, bukan pada saat perawatan TBC berakhir untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kedua perawatan tersebut. Terapi anti-retroviral seharusnya mulai diberikan pada 2 minggu pertama perawatan TBC pada pasien dengan jumlah sell CD4 <50/mm3 dan pada 8-12 minggu perawatan TB bagi pasien dengan jumlah sel CD4 ≥50/mm3. Pengecualian adalah pada pasien HIV dengan TB meningitis. Pada pasien tersebut, terapi antiretroviral harus mulai diberikan pada saat terapi anti-TB sudah berlangsung selama 8 minggu.
No Comments